I. Struktur Program
A. Struktur Berurutan (Sequence Structure)
Struktur Berurutan adalah struktur program yang paling sederhana. Setiap baris
program akan dikerjakan secara urut dari atas ke bawah maka hanya ada satu cara
memulainya yaitu dari bagian atas, dan cara untuk keluarnya yaitu dari bagian bawah.
Contoh Program Struktur berurutan menghitung luas empat persegi panjang
Program persegi panjang;
Uses crt;
Var
luas,panjang,lebar:integer;
Begin
clrscr;
write(‘Masukan Panjang:’);
Readln(panjang);
write(‘Masukan Lebar:’);
Readln(Lebar);
Luas:=Panjang * Lebar;
writeln(‘luas Persegi Panjang: ‘, Luas);
Readln;
Start
Baris Program
Baris Program
Baris Program
Selesai
End.
B. Struktur Seleksi(Selection Structure)
Struktur seleksi untuk melakukan proses pengujian pada kondisi dalam mengambil
suatu keputusan. Kondisi adalah suatu syarat yang mempunyai nilai True dan False.
Contoh bentuknya adalah sebagai berikut :
................
................
Begin
Perintah 1;
If Kondisi Then
Perintah 2;
Else
Perintah 3;
...................
...................
End.
Ada beberapa macam struktur instruksi IF atau Sruktur Seleksi yaitu :
1. Statement/perintah IF ... THEN ( Seleksi Tunggal )
Bentuk umumnya
IF THEN
Begin
............
............
End.
Contoh Program Seleksi if then menentukan bilangan positif)
Program Bilpositif;
Uses crt;
Var
bil:integer;
Begin
write(‘Masukan sebuah bilangan:’);
Readln(bil);
if bil>0 then
writeln(‘Bilangan Positif’’);
Readln;
End.
2. Statement/Perintah IF ... THEN ... ELSE
Bentuk Umumnya
IF THEN
Begin
............
............
End;
Start
Perintah 1
Selesai
Kondi
si
Else
Begin
............
............
End.
Contoh Program Seleksi if-then-else menentukan bilangan positif atau negatif
Program Bilpositif;
Uses crt;
Var
bil:integer;
Begin
write(‘Masukan sebuah bilangan:’);
Readln(bil);
if bil>0 then
writeln(‘Bilangan Positif’’);
else
wiriteln(‘Bilangan Negatif’);
Readln;
End.
Start
Perintah 1
Selesai
Kondi
si
Perintah 2
True
False
3. Statement/Perintah IF ... THEN ... ELSE IF
Bentuk umumnya :
IF Then
Begin
..........
..........
End
Else If Then
Begin
..............
..............
End;
True
False
Start
Selesai
Kondis
i1
Perintah 1
Kondis
i2
Kondis
i3
Perintah 4
Perintah 2
Perintah 3
False
False
True
True
Contoh Program Seleksi if-then-else if menentukan nilai mahasiswa)
Uses crt;
Var NA:integer;Grade: Char;
Begin
write(‘Masukan Nilai Akhir:’);
Readln(NA);
if NA<=45 then
Grade :=‘E’
else if NA<=55 then
Grade :=‘D’
else if NA<=70 then
Grade :=‘C’
else if NA<=84 then
Grade :=‘B’
else Grade := ‘A’;
wiriteln(‘Nilai grade anda =‘, Grade);
End.
Selain menggunakan instruksi IF, Struktur Seleksi juga dapat menggunakan instruksi CASE ... OF
(Seleksi Ganda).
Untuk masalah tertentu instruksi Case...Of lebih memberi kejelasan dibandingkan dengan
instruksi IF.
Bentuk umum dari CASE ..OF
Case ungkapan Of
Daftar label 1 : perintah 1;
Daftar label 2 : perintah 2;
Daftar label 3 : perintah 3;
..........................
End;
End;
Contoh Program Seleksi Case .. of menentukan Grade mahasiswa)
Uses crt;
Var NA:integer;Grade: Char;
Begin
write(‘Masukan Nilai Akhir:’);
True
Start
Nilai pemilih
pada daftar
konst 1
Perintah 1
Pernyataan yang
mengikuti else
Perintah 3
True
False
True
End
False
Perintah 2
Nilai pemilih
pada daftar
konst 2
False
Nilai pemilih
pada daftar
konst 3
Readln(NA);
0..45 :Grade :=‘E’
46..55 : Grade :=‘D’
56..70 : Grade :=‘C’
71..84 : Grade :=‘B’
85.100 : Grade :=‘A’
end;
writeln(‘Nilai grade anda =‘, Grade);
End.
C. Struktur Perulangan ( Looping Structure )
Struktur perulangan akan melakukan proses berulang ulang selama selama Kondisi bernilai
True atau selama kondisi perulangan terpenuhi.
Dan Kondisi akan berhenti jika hanya keadaan berubah menjadi false atau kondisi
perulangan tidak terpenuhi.
Struktur Perulangan terdiri dari :
1. FOR .. DO
Bentuk umumnya perulangan yang menaik:
For {Batas Awal} To {Batas Akhir} DO
Begin
{Statement 1};
{Statement 2};
------------------
------------------
{Statement N};
End;
contoh:
For I;=1 to 5 do
Begin
writeln(‘BINA SARANA INFORMATIKA’);
End.
Bentuk umumnya perulangan yang menurun:
For {Batas Awal} DownTo {Batas Akhir} DO
Begin
{Statement 1};
{Statement 2};
------------------
------------------
{Statement N};
End;
Start
Tentukan Nilai awal
dan nilai akhir
Selesai
Benar Nilai
Pencacah> Nilai
Akhir
Pencacah diberi nilai
sebesar nilai awal
pernyataan
Nilai pencacah
dinaikkan sebesar 1
contoh:
For I;=5 downto 1 do
Begin
writeln(‘BINA SARANA INFORMATIKA’);
End.
2. While .. Do
Perulangan digunakan unutk melaksanakan blok statement selama kondisinya benar. Dalam
perulangan ini kondisi diuji terlebih dahulu.
Bentuk umum :
WHILE Do
Begin
…………
…………
End;
Selesai
Salah
Ungkapan
Nalar
pernyataan
True
contoh:
I:=1
While N<=5 do
Begin
Writelb(‘Bina Sarana Informatika’);
I ; I+ 1;
End;
3. REPEAT .. UNTIL
Perulangan ini melakukan uji kondisi pada akhir perulangan. Artinya perulangan (loop)
dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru kondisi diuji. Proses akan diulang sampai suatu
kondisi yang diberikan bernilai benar.
Bentuk umum:
REPEAT
……………
……………
UNTIL;
Ungkapan
Nalar
pernyataan
Salah
Benar
contoh:
I:=1
Repeat
Writeln(‘Bina Sarana Informatika’);
I ; I+ 1;
Until I>5;
Biasanya didalam pembuatan program, perulangan tidak hanya satu kali saja. Bahkan
didalam sebuah perulangan terdapat perulangan yang lain. Perulangan yang terdapat dalam
perulangan yang lain disebut perulangan tersarang atau Nested Loop.
Contoh nested loop dengan For .. Do
Var I,J : integer;
Begin
For I:= 1 to 5 do
Begin
For J:=1 to 5 Do
Write(I:10, J:5);
Writeln;
end;
end.
II. Konsep Pemrograman Terstruktur
Ide Pemrograman Terstruktur pertama kali di ungkapkan oleh Profesor Edsger Djikstra
dari Universitas Eindhoven tahun 1965. Profesor Djikstra mengusulkan yaitu pernyataan
GOTO seharusnya tidak dipergunakan di dalam pemrograman terstruktur .
Pernyataan tersebut ditanggapi oleh HD. Millis bahwa pemrograman terstruktur tidak
hanya dihubungkan dengan perintah GOTO tetapi oleh struktur program.
Dari kesimpulan diatas maka Pemrograman Terstruktur adalah “Pemrograman terstruktur
merupakan suatu tindakan untuk mengorganisasikan dan membuat kode-kode program
supaya mudah untuk dimengerti, mudah ditest dan mudah dimodifikasi”.
A. Ciri-ciri pemrograman terstruktur.
1. Mengandung teknik pemecahan masalah yang tepat dan benar
2. Memiliki algoritma pemecahan masalah yanag sederhana, standar da efektif.
3. Penulisan program memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami
4. Program hanya terdiri dari 3(tiga) struktur dasar, yaitu struktur berurutan, struktur
seleksi dan struktur perulangan.
5. Menghindari penggunaan pernyataan GOTO, yang akan menjadikan program tidak
terstruktur dengan baik.
6. Biaya pengujian yang dibutuhkan rendah.
7. Memliki dokumentasi yang baik
8. Biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan rendah.
B. Tujuan Pemrograman Terstruktur
1. Meningkatkan kehandalan program
2. Program mudah dibaca dan ditelusuri
3. Menyederhanakan kerumitan program
4. Lebih mudah dalam pemeliharaan program
5. Meningkatkan produktivitas pemrograman
C. Compiller Dan Interpreter
Source program yang telah ditulis dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi, tidak
dimengerti oleh komputer karena komputer hanya mengerti bahasa mesin. Oleh sebab itu source
program harus di terjemahkan ke dalam bahasa mesin terlebih dahulu sebelum dijalankan
Terdapat 2(dua) jenis penterjemah yaitu :
1. Compiller
Compiller merupakan penerjemah bahasa pemrograman yang menterjemahkan instruksiinstruksi
dalam satu kesatuan modul ke dalam bahasa mesin sehingga dihasilkan suatu file
executable.
2. Interpreter
Interpreter merupakan penerjemah bahasa pemrograman yang menterjemahkan instruksi
demi instruksi pada saat eksekusi program.
III. Debugging Dan Bentuk Kesalahan program
Debugging adalah penghilangan semua kesalahan yang ditemukan pada saat pengujian.
Kesalahan terjadi karena kecerobohan desain logika dan pengkodean.
Adapun macam-macam bentuk kesalahan program yaitu
· SYNTAX ERROR
Bentuk kesalahan program yang disebabkan karena kesalahan didalam hal penulisan
instruksi didalam program.
Contoh.
- Writ ( dalam bahasa PASCAL )
- Use ( dalam bahasa PASCAL )
- dan lain-lain
· RUN TIME ERROR
Bentuk kesalahan program yang disebabkan karena adanya proses arithmathic yang
ILLEGAL / tidak bisa diproses.
Contoh.
- B = ( 0 / 3 )
- Akar Minus
- dan lain-lain
· LOGIC ERROR
Bentuk kesalahan program yang disebabkan karena HUMAN-ERROR-LOGIC
(kesalahan logika program yang dibuat oleh programmer)
Contoh.
- Hasil / output program yang tidak sesuai
- Kesalahan program yang tidak dapat dideteksi
- dan lain-lain
A. Struktur Berurutan (Sequence Structure)
Struktur Berurutan adalah struktur program yang paling sederhana. Setiap baris
program akan dikerjakan secara urut dari atas ke bawah maka hanya ada satu cara
memulainya yaitu dari bagian atas, dan cara untuk keluarnya yaitu dari bagian bawah.
Contoh Program Struktur berurutan menghitung luas empat persegi panjang
Program persegi panjang;
Uses crt;
Var
luas,panjang,lebar:integer;
Begin
clrscr;
write(‘Masukan Panjang:’);
Readln(panjang);
write(‘Masukan Lebar:’);
Readln(Lebar);
Luas:=Panjang * Lebar;
writeln(‘luas Persegi Panjang: ‘, Luas);
Readln;
Start
Baris Program
Baris Program
Baris Program
Selesai
End.
B. Struktur Seleksi(Selection Structure)
Struktur seleksi untuk melakukan proses pengujian pada kondisi dalam mengambil
suatu keputusan. Kondisi adalah suatu syarat yang mempunyai nilai True dan False.
Contoh bentuknya adalah sebagai berikut :
................
................
Begin
Perintah 1;
If Kondisi Then
Perintah 2;
Else
Perintah 3;
...................
...................
End.
Ada beberapa macam struktur instruksi IF atau Sruktur Seleksi yaitu :
1. Statement/perintah IF ... THEN ( Seleksi Tunggal )
Bentuk umumnya
IF THEN
Begin
............
............
End.
Contoh Program Seleksi if then menentukan bilangan positif)
Program Bilpositif;
Uses crt;
Var
bil:integer;
Begin
write(‘Masukan sebuah bilangan:’);
Readln(bil);
if bil>0 then
writeln(‘Bilangan Positif’’);
Readln;
End.
2. Statement/Perintah IF ... THEN ... ELSE
Bentuk Umumnya
IF THEN
Begin
............
............
End;
Start
Perintah 1
Selesai
Kondi
si
Else
Begin
............
............
End.
Contoh Program Seleksi if-then-else menentukan bilangan positif atau negatif
Program Bilpositif;
Uses crt;
Var
bil:integer;
Begin
write(‘Masukan sebuah bilangan:’);
Readln(bil);
if bil>0 then
writeln(‘Bilangan Positif’’);
else
wiriteln(‘Bilangan Negatif’);
Readln;
End.
Start
Perintah 1
Selesai
Kondi
si
Perintah 2
True
False
3. Statement/Perintah IF ... THEN ... ELSE IF
Bentuk umumnya :
IF Then
Begin
..........
..........
End
Else If Then
Begin
..............
..............
End;
True
False
Start
Selesai
Kondis
i1
Perintah 1
Kondis
i2
Kondis
i3
Perintah 4
Perintah 2
Perintah 3
False
False
True
True
Contoh Program Seleksi if-then-else if menentukan nilai mahasiswa)
Uses crt;
Var NA:integer;Grade: Char;
Begin
write(‘Masukan Nilai Akhir:’);
Readln(NA);
if NA<=45 then
Grade :=‘E’
else if NA<=55 then
Grade :=‘D’
else if NA<=70 then
Grade :=‘C’
else if NA<=84 then
Grade :=‘B’
else Grade := ‘A’;
wiriteln(‘Nilai grade anda =‘, Grade);
End.
Selain menggunakan instruksi IF, Struktur Seleksi juga dapat menggunakan instruksi CASE ... OF
(Seleksi Ganda).
Untuk masalah tertentu instruksi Case...Of lebih memberi kejelasan dibandingkan dengan
instruksi IF.
Bentuk umum dari CASE ..OF
Case ungkapan Of
Daftar label 1 : perintah 1;
Daftar label 2 : perintah 2;
Daftar label 3 : perintah 3;
..........................
End;
End;
Contoh Program Seleksi Case .. of menentukan Grade mahasiswa)
Uses crt;
Var NA:integer;Grade: Char;
Begin
write(‘Masukan Nilai Akhir:’);
True
Start
Nilai pemilih
pada daftar
konst 1
Perintah 1
Pernyataan yang
mengikuti else
Perintah 3
True
False
True
End
False
Perintah 2
Nilai pemilih
pada daftar
konst 2
False
Nilai pemilih
pada daftar
konst 3
Readln(NA);
0..45 :Grade :=‘E’
46..55 : Grade :=‘D’
56..70 : Grade :=‘C’
71..84 : Grade :=‘B’
85.100 : Grade :=‘A’
end;
writeln(‘Nilai grade anda =‘, Grade);
End.
C. Struktur Perulangan ( Looping Structure )
Struktur perulangan akan melakukan proses berulang ulang selama selama Kondisi bernilai
True atau selama kondisi perulangan terpenuhi.
Dan Kondisi akan berhenti jika hanya keadaan berubah menjadi false atau kondisi
perulangan tidak terpenuhi.
Struktur Perulangan terdiri dari :
1. FOR .. DO
Bentuk umumnya perulangan yang menaik:
For {Batas Awal} To {Batas Akhir} DO
Begin
{Statement 1};
{Statement 2};
------------------
------------------
{Statement N};
End;
contoh:
For I;=1 to 5 do
Begin
writeln(‘BINA SARANA INFORMATIKA’);
End.
Bentuk umumnya perulangan yang menurun:
For {Batas Awal} DownTo {Batas Akhir} DO
Begin
{Statement 1};
{Statement 2};
------------------
------------------
{Statement N};
End;
Start
Tentukan Nilai awal
dan nilai akhir
Selesai
Benar Nilai
Pencacah> Nilai
Akhir
Pencacah diberi nilai
sebesar nilai awal
pernyataan
Nilai pencacah
dinaikkan sebesar 1
contoh:
For I;=5 downto 1 do
Begin
writeln(‘BINA SARANA INFORMATIKA’);
End.
2. While .. Do
Perulangan digunakan unutk melaksanakan blok statement selama kondisinya benar. Dalam
perulangan ini kondisi diuji terlebih dahulu.
Bentuk umum :
WHILE Do
Begin
…………
…………
End;
Selesai
Salah
Ungkapan
Nalar
pernyataan
True
contoh:
I:=1
While N<=5 do
Begin
Writelb(‘Bina Sarana Informatika’);
I ; I+ 1;
End;
3. REPEAT .. UNTIL
Perulangan ini melakukan uji kondisi pada akhir perulangan. Artinya perulangan (loop)
dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru kondisi diuji. Proses akan diulang sampai suatu
kondisi yang diberikan bernilai benar.
Bentuk umum:
REPEAT
……………
……………
UNTIL;
Ungkapan
Nalar
pernyataan
Salah
Benar
contoh:
I:=1
Repeat
Writeln(‘Bina Sarana Informatika’);
I ; I+ 1;
Until I>5;
Biasanya didalam pembuatan program, perulangan tidak hanya satu kali saja. Bahkan
didalam sebuah perulangan terdapat perulangan yang lain. Perulangan yang terdapat dalam
perulangan yang lain disebut perulangan tersarang atau Nested Loop.
Contoh nested loop dengan For .. Do
Var I,J : integer;
Begin
For I:= 1 to 5 do
Begin
For J:=1 to 5 Do
Write(I:10, J:5);
Writeln;
end;
end.
II. Konsep Pemrograman Terstruktur
Ide Pemrograman Terstruktur pertama kali di ungkapkan oleh Profesor Edsger Djikstra
dari Universitas Eindhoven tahun 1965. Profesor Djikstra mengusulkan yaitu pernyataan
GOTO seharusnya tidak dipergunakan di dalam pemrograman terstruktur .
Pernyataan tersebut ditanggapi oleh HD. Millis bahwa pemrograman terstruktur tidak
hanya dihubungkan dengan perintah GOTO tetapi oleh struktur program.
Dari kesimpulan diatas maka Pemrograman Terstruktur adalah “Pemrograman terstruktur
merupakan suatu tindakan untuk mengorganisasikan dan membuat kode-kode program
supaya mudah untuk dimengerti, mudah ditest dan mudah dimodifikasi”.
A. Ciri-ciri pemrograman terstruktur.
1. Mengandung teknik pemecahan masalah yang tepat dan benar
2. Memiliki algoritma pemecahan masalah yanag sederhana, standar da efektif.
3. Penulisan program memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami
4. Program hanya terdiri dari 3(tiga) struktur dasar, yaitu struktur berurutan, struktur
seleksi dan struktur perulangan.
5. Menghindari penggunaan pernyataan GOTO, yang akan menjadikan program tidak
terstruktur dengan baik.
6. Biaya pengujian yang dibutuhkan rendah.
7. Memliki dokumentasi yang baik
8. Biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan rendah.
B. Tujuan Pemrograman Terstruktur
1. Meningkatkan kehandalan program
2. Program mudah dibaca dan ditelusuri
3. Menyederhanakan kerumitan program
4. Lebih mudah dalam pemeliharaan program
5. Meningkatkan produktivitas pemrograman
C. Compiller Dan Interpreter
Source program yang telah ditulis dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi, tidak
dimengerti oleh komputer karena komputer hanya mengerti bahasa mesin. Oleh sebab itu source
program harus di terjemahkan ke dalam bahasa mesin terlebih dahulu sebelum dijalankan
Terdapat 2(dua) jenis penterjemah yaitu :
1. Compiller
Compiller merupakan penerjemah bahasa pemrograman yang menterjemahkan instruksiinstruksi
dalam satu kesatuan modul ke dalam bahasa mesin sehingga dihasilkan suatu file
executable.
2. Interpreter
Interpreter merupakan penerjemah bahasa pemrograman yang menterjemahkan instruksi
demi instruksi pada saat eksekusi program.
III. Debugging Dan Bentuk Kesalahan program
Debugging adalah penghilangan semua kesalahan yang ditemukan pada saat pengujian.
Kesalahan terjadi karena kecerobohan desain logika dan pengkodean.
Adapun macam-macam bentuk kesalahan program yaitu
· SYNTAX ERROR
Bentuk kesalahan program yang disebabkan karena kesalahan didalam hal penulisan
instruksi didalam program.
Contoh.
- Writ ( dalam bahasa PASCAL )
- Use ( dalam bahasa PASCAL )
- dan lain-lain
· RUN TIME ERROR
Bentuk kesalahan program yang disebabkan karena adanya proses arithmathic yang
ILLEGAL / tidak bisa diproses.
Contoh.
- B = ( 0 / 3 )
- Akar Minus
- dan lain-lain
· LOGIC ERROR
Bentuk kesalahan program yang disebabkan karena HUMAN-ERROR-LOGIC
(kesalahan logika program yang dibuat oleh programmer)
Contoh.
- Hasil / output program yang tidak sesuai
- Kesalahan program yang tidak dapat dideteksi
- dan lain-lain
sangat membantu artikelnya gan...!!!
BalasHapus-------------------------------------------------------
http://penerangcahaya.blogspot.com